Total Tayangan Halaman

1,416

Jumat, 28 Oktober 2011

Resensi Film Wall E



Judul film        : Wall E
Sutradara         : Andrew Stanton
Produser          : Jim Morris
Produksi          : Pixar Animation Studios
           
Wall E adalah sebuah film animasi yang fantastis. Bagaimana tidak aksi sebuah robot yang  jenius akan membuat penonton  tecengang dan kagum. Berbagai macam ekspresi penonton sudah akan terlihat ketika film ini mulai diputar, mulai dari ekspresi tertawa ketika pada awal film seekor serangga bertingkah lucu sampai ekspresi sedih ketika Wall E ditinggalkan Eve yang non-aktif.  Semuanya dikemas dengan pas di film ini.
Film Wall E diproduksi oleh Pixar Animation Studios dan dirilis oleh Walt Disney Pictures. Tokoh utama dalam film ini adalah sebuah robot yang bernama Wall E. Film ini dirilis pada tahun 2008. Wall E disutradarai oleh Andrew Stanton yang sebelumnya menyutradarai Finding Nemo dan memenangkan academy award untuk kategori film animasi. Produsernya adalah Jim Morris yang sebelumnya bekerja untuk Lucasfilm . Karakter-karakter dalam Wall E, sebagian besar suaranya tidak disuarai oleh manusia, tetapi oleh suara mekanik.
Film yang berdurasi 98 menit ini bermula pada penampakan sebuah planet yang penuh dengan sampah-sampah elektronik. Di atas tumpukan sampah-sampah itu terlihat sebuah robot yang bekerja memadatkan sampah tersebut. Wall E adalah nama dari robot itu.  Dia telah diprogram untuk memadatkan dan menumpukkan  sampah yang ada di planet itu agar mudah untuk dibersihkan. Dia  bekerja ditemani seekor serangga yang lucu. Pada bagian pertengahan film, penonton akan mengetahui bawa planet itu adalah Bumi.
Bumi yang penuh dengan sampah-sampah elektronik itu berawal ketika pada abad ke-22, sebuah perusahaan raksasa Buy N Large (BnL) menguasai perekonomian di Bumi termasuk pemerintahan. Akibatnya Bumi dipenuhi sampah yang tidak didaur-ulang dan menjadi sangat tercemar oleh sampah-sampah elektronik, sehingga kelangsungan hidup manusia menjadi terancam. Untuk mencegah kepunahan manusia, Shelby Forthright selaku CEO Buy N Large melakukan pengungsian  massal dari Bumi di atas armada kapal luar angkasa eksekutif  bernama Axiom yang menyediakan setiap keperluan manusia dan dilengkapi dengan robot-robot yang semuanya berjalan secara otomatis untuk melayani kebutuhan manusia.
Ribuan unit robot penghancur sampah yang dinamai dengan Wall E ditinggalkan di Bumi untuk membersihkan Bumi. Robot-robot tersebut diprogram untuk memadatkan dan menumpuk sampah-sampah elektronik yang telah memenuhi seluruh daratan di Bumi. Namun, proyek ini dibatalkan dan hanya satu Wall E yang masih berfungsi. Berabad-abad kehidupan telah dilalui oleh Wall E, sehingga ia memiliki kecerdasan yang lebih baik dan rasa keingin-tahuan. Ia gemar mengoleksi barang-barang yang menarik di tumpukan sampah yang memenuhi Bumi, mengambil onderdil untuk suku cadangnya dari Wall E lain yang sudah tidak aktif. Ia sering menonton film musikal tahun 1969 yang berjudul “Hello Dolly!” dari kaset video. Video lainnya adegan berpegangan tangan dalam video "It Only Takes a Moment" yang mengajarnya memiliki perasaan.
Pada suatu hari, Wall E menemukan sebuah bibit tumbuhan lalu menanamnya dalam sebuah sepatu  usang. Tidak lama kemudian, sebuah kapal luar angkasa mendarat di Bumi dan mengeluarkan Eve (Elissa Knight) sebuah robot perempuan yang dikirim oleh pesawat raksasa yang bernama Axiom, ia diprogramkan untuk mencari tanda-tanda kehidupan flora di Bumi. Wall E jatuh cinta pada pandangan pertama dengannya. Saat Wall E menunjukkan bibit tumbuhan yang ditemukannya kepada Eve, Eve menyimpan bibit itu ke dalam tubuhnya, setelah itu Eve menjadi non-aktif secara otomatis. Wall E berusaha melindungi tubuh Eve yang  tidak berstatus non-aktif sampai Eve diambil kembali oleh pesawat yang mengantarnya ke Bumi. Dengan rasa gelisah dan panik, Wall E mengejar pesawat itu dan berhasil menyusup ke dalam pesawat Axiom.
Pesawat Axiom adalah tempat diungsikannya manusia. Pilot pesawat Axiom adalah Kapten B. McCrea (Jeff Garlin). Dia memerintahkan segala tugasnya kepada sistem autopilot  pesawat yang bernama Auto (suara program mekanik). Saat Wall E mengikuti Eve ke dalam kapal, kelakuannya yang tidak biasa, menyebabkan manusia dan robot bertindak tidak seperti biasanya.. Setelah sampai di dalam pesawat, Eve diaktifkan kembali dan diprogram untuk mengantar bibit tadi kepada McCrea agar diletakkan dalam alat pendeteksi yang dinamai holo-detector. Alat tersebut adalah sebuah mesin pendeteksi yang berfungsi memberikan informasi bahwa manusia dapat kembali hidup di Bumi. Sewaktu akan mendeteksi tumbuhan yang terdapat dalam tubuh Eve, bibit itu hilang. Eve dianggap telah rusak dan dikirim ke bagian perbaikan robot bersama Wall E. Akibat tingkah Wall E yang aneh, Eve yang tidak tahan dengan sikap Wall E  mencoba mengantarnya kembali ke Bumi dengan menggunakan sebuah kabin.
Bibit yang hilang itu ternyata dicuri oleh asisten utama McCrea (GO-4). Dia ingin menghancurkannya karena tidak menginginkan manusia kembali ke Bumi. Akhirnya dengan susah payah merebut bibit itu, Eve dan Wall E mengembalikan bibit itu kepada McCrea. Kapten McCrea ingin mengetahui bagaimana keadaan Bumi pada saat ini, lalu McCrea memutar rekaman yang direkam oleh kamera yang terpasang pada Eve, yang membuat Eve menyaksikan usaha Wall E melindunginya ketika ia dalam status non-aktif. Akhirnya, Eve juga jatuh cinta pada Wall E.
Kapten McCrea ingin kembali ke Bumi. Namun, Auto menegaskan bahwa manusia tidak boleh kembali ke Bumi, lalu ia terpaksa menampilkan tayangan berupa rekaman Shelby Forthright yang memerintahkan semua autopilot agar tidak mengembalikan manusia ke Bumi, karena proyek pembersihan yang diusahakan telah gagal. Auto yang dirancang untuk menuruti perintah tersebut, memberontak dan membuang bibit tumbuhan tersebut. Dalam memperebutkan bibit itu, Auto dengan ganasnya menyerang Wall E yang mencoba melindungi bibit itu dan menekan tombol non-aktif di badan Eve. Wall E dan Eve dibuang ke tempat pembuangan sampah bersamaan dengan bibit tadi, dan mengunci McCrea di dalam kamarnya.
Di tempat pembuangan sampah, Eve kembali aktif setelah sebuah tombol yang ada di dada Eve tersentuh oleh serangga. Eve berusaha mencari Wall E, setelah menemukannya Eve melihat Wall E telah rusak berat. Ia berusaha memperbaiki Wall E, tapi usahanya sia-sia karena tidak ada komponen tubuh Wall E yang cocok dengan yang ia temukan. Meskipun demikian Wall E masih bisa aktif dan berjalan.
Akhirnya berkat bantuan robot M-O yang mengikuti Wall E sejak menginjakkan kaki di Axiom, Wall E dan Eve berhasil menyelamatkan diri dan  membawa bibit tadi untuk diletakkan di mesin pendeteksi. Mereka berdua dibantu McCrea yang menyuruh mereka agar cepat ke mesin pendeteksi tersebut, mereka juga dibantu robot-robot rusak yang membantu mereka dengan melawan robot-robot penjaga. McCrea  berhasil mengaktifkan mesin pendeteksi dengan membohongi Auto. Auto mengetahui bahwa dia dibohongi, kemudian dia kembali menonaktifkan mesin pendeteksi yang membuat Wall E terjepit di mesin pendeteksi, tetapi dengan segenap tenaga McCrea mengalahkan Auto dengan menekan tombol pada tubuh Auto.
Eve berhasil memasukkan bibit ke dalam mesin pendeteksi holo-detector, dan melepaskan Wall E yang bertambah rusak karena terjepit mesin pendeteksi yang akan menutup. Setelah bibit tadi dimasukkan ke dalam holo-detector, pesawat Axiom menuju ke Bumi dengan kecepatan cahaya.
Pada bagian ini penonton akan sedih karena setelah mendarat di Bumi, Eve bergegas memperbaiki Wall E dengan menggunakan suku cadang yang ada di tempat tinggal Wall E. Sayangnya, setelah berhasil diperbaiki Wall E telah menjadi Wall E yang diprogram untuk mengerjakan tugasnya dan tidak memiliki perasaan dan ingatan yang dimiliki Wall E yang Eve kenal. Eve sedih karena Wall E yang dicintainya sudah tiada, Eve memegang tangan Wall E lalu menempelkan kepalanya ke kepala Wall E (bermakna ciuman). Percikan listrik dari ciuman tadi memulihkan ingatan dan kepribadian Wall E, lalu dia dapat mengingat Eve dan bahagia karena dapat berpegangan tangan dengan Eve.
Manusia dan robot bekerjasama dalam memperbaiki kehidupan di Bumi dengan harapan baru, di bawah pimpinan McCrea. Akhirnya, kehidupan yang normal dapat dinikmati kembali oleh manusia. Seiring waktu dan kerjasama manusia dengan robot, Bumi kembali normal seperti sedia kala. Mengenai kelanjutan kehidupan manusia beserta para robot di Bumi, dapat dilihat pada lukisan-lukisan yang terdapat pada kredit penutup dalam film animasi ini.
Kelebihan film ini adalah setiap adegannya mempunyai makna yang bisa dijadikan pelajaran, seperti adegan Wall E yang melindungi Eve ketika ia non-aktif. Bagian ini mengandung arti bahwa mencintai itu membuat kita merasa memiliki dan berusaha melindunginya bagaimanapun keadaannya, baik ketika senang maupun susah. Kisahnya juga menarik, yang menceritakan tentang keadaan Bumi abad ke-22 yang penuh dengan kemajuan teknologi. Kelebihan lainnya  film ini sangat menghibur bagi penontonnya karena bisa membuat tertawa dan juga bentuknya berupa film animasi. Dibalik kelebihan tersebut terdapat sedikit kekurangan. Kekurangan yang  terlihat dari film ini adalah terlalu sedikitnya dialog antar pemain, sehingga penonton agak sulit untuk mengerti dan memang film ini perlu penghayatan yang lebih. Apalagi pada awal film, sangat susah untuk dimengerti apa maksud dari film ini.
Film ini mengandung makna secara umum bahwa segala sesuatu itu bisa tercapai dengan berusaha dan juga mengajarkan bahwa cinta itu tidak harus memiliki kesempurnaan. Secara umum film ini memiliki adegan yang lucu, sehingga penonton banyak yang tertawa melihat adegan-adegan dalam film ini, seperti tingkah robot yang bernama M-O yang unik.  Ada juga adegan yang mengharukan antara Wall E dan Eve yang akan membuat penonton jadi terharu. Film ini sangat cocok di tonton untuk semua kalangan mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, karena adengan dalam film ini sifatnya menyeluruh untuk semua usia.

           




Daftar Rujukan
Wales, Jimmy. 2011. Wall E. (http://id.wikipedia.org/wiki/WALL∙E, diakses 16 November 2011).
Solusindo, Adelva. 2008. Wall E. (http://www.21cineplex.com/wall-e,movie,1916.htm, diakses 16
         November 2011).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar